Pulau Mengare : Tempatnya Bandeng & Rajungan :D
Pagi itu, saya menyongsong cerahnya pagi di kota "Berhias Iman" dengan memacu motor sekuatnya demi mengejar absensi pagi. Sesampainya di kantor, kutempelkan jempol di mesin absensi dan berbunyilah :"tulit-tulit", jam menunjukkan 07:32 (hyaaaaaaaaa telat koq 2 menit??? nyesekkkkk). Sampai ruangan hidupkan komputer, nyalakan musik, buka-buka berkas kerjaan sambil ketik-ketik ga jelas. heheheheee
Lagi asik-asiknya "kerja" datanglah panggilan dari rekan, yang intinya ayo berangkat (dalam hati: asiikkk jalan-jalan ninggalin kantor...). Alkisah hari itu saya beserta 2 rekan kantor berangkat ke salah satu kawasan di kabupaten Gresik yaitu Pulau Mengare. Pulau ini terdiri dari 3 Desa yaitu Tajung Widoro, Kramat, dan Watu Agung, termasuk dalam Kecamatan Bungah. Perjalanan menuju lokasi bisa dibilang cukup mudah, dari kantor kami mengendarai mobil "dinas" yang berjenis Suzuki APV menyusuri jalan raya Manyar-Panceng (ga tau nama jalan sebenernya :D). Melewati Raya Manyar-Panceng, lurus saja sampai Desa Sembayat, nah dari sini kita belok ke kanan (arah timur) dan perjalanan sesungguhnya dimulai. Jalan paving yang sudah berlubang di sana-sini yang hanya cukup dilewati satu mobil sepanjang 12an km kami lalui dengan mantab (mantab was-wasnya... ga ada tambal ban, kanan kiri tambak). Tapi tenang, meski sempit telah ada beberapa lokasi yg dapat digunakan untuk papasan. Jadi harus waspada sepanjang perjalanan, kalau-kalau papasan dengan mobil dari arah berlawanan, klo sampai lengah ya mundur, cari lokasi yg bisa buat papasan. heheheheee
Selepas jalan paving tadi, yg sempit tadi, yg kanan kiri tambak tadi, yg ga ada tambal ban tadi, & ga ada penerangan klo malam (lengkap deh..), kami melewati jembatan antarpulau sepanjang 30an meter (panjang banget kan jembatanya, busyeeetttttt). Memasuki Pulau Mengare, kami menjumpai sebuah daerah yg sangat berbeda dengan Gresik, jalananya rindang banyak pepohonan, hawanya tidak terlalu panas jadinya, terus katanya di sini airnya tawar (klo di Gresik pesisir biasanya asinnnn).
"Mak bedunduk" sampailah kami ke tempat yg dituju, sebuah rumah yang dimiliki oleh calon "rekan bisnis" kami (ceritanya dalam rangka survey lokasi..). Sambutan ramah diberikan oleh sang tuan rumah, teh hangat dan "penthol" ikan, menemani pembicaraan "bisnis" kami. Sampailah pada waktunya untuk berpamitan, dan eng-ing-eng.... sang tuan rumah tidak berkenan kami pulang, beliau meminta kami untuk meninjau lokasi di belakang rumahnya. Oke lah... "nglegakne" hati tuan rumah ....
Sampai di lokasi di belakang rumah (rumah di belakang lokasi, nah lhoh.. bingung to...), tenyata.. ajibbbb... keluarlah satu persatu hidangan "Makanan Laut" alias seafood.... nasi, bandeng goreng, bandeng kropok, kerang, udaaaang, dan rajungaaaaaaaaaaaaaaaaaaannnnn... dll. Aduh-aduh gimana ini makannya??banyak banget.... sesaat rombongan kami saling memandang (lebay...). Kami awali dengan sedikit malu-malu kucing, tapi setelah suapan pertama masuk mulut, malu-maluin deh... hahahahaaaa... bandengnya itu lho... udah besar, dagingnya tebal, durinya sedikit, dan rasanya uenaakkkk, gurih ga ada bau tanahnya. Memang bener kata orang-orang kualitas bandeng di sini berbeda, mungkin karena lokasi budidayanya di air payau.
Ternyata, setelah makan bandeng, kami masih bener-bener lupa daratan, rajungannya juga uenakkk brooo.... sedaaaaaaaaaaaaaapppp, heheheheeeeee. Selidik punya selidik, eh rajungan di sini kualitas ekspor. Salah satu perusahaan eksportir hasil laut di Indonesia mendapatkan pasokan rajungannya dari sini.
Selesai makan maka berpamitanlah kami kepada empunya rumah, dan Alhamdulillah, namanya rizky itu klo udah mengalir memang sulir dibendung, beberapa kantong plastik berisikan bandeng dan rajungan "diwajibkan" dibawa pulang :D
#mengare
#bandeng
#rajungan
Comments
Post a Comment